BEM se Jabodetabek-Banten Sukses Gelar Konsolidasi, Ini yang Dibahas

Sesi foto bersama acara Konsolidasi Kebangsaan dan Buka Bersama BEM se Jabodetsbek - Banten di Gedung Juang 45

Jakarta, Elemen Demokrasi - BEM dan Gerakan Mahasiswa Jabodetabek Banten menyelenggarakan agenda konsolidasi kebangsaan dan buka bersama. Acara tersebut diselenggarakan di Gedung Juang 45 pada hari Jum’at tanggal 14 maret 2025.

Betran Sulani selaku koordinator konsolidasi dalam sambutannya menyampaikan Konsolidasi ini di lakukan untuk mendorong gerakan mahasiswa agar lebih maju, lebih mengedepankan dan memperjuangkan isu-isu pokok.

Mahasiswa memiliki catatan sejarah bahwa sejak reformasi bergulir mahasiswa menjadi pelopor gerakan, pemerintahan harus terus di kontrol. Yang baik kita dukung, salah harus di kritisi dan kebijakan yang buruk harus kita lawan, ungkap Betran.

Kedepan kami akan melaksanakan jambore nasional dengan mengkonsolidasikan BEM dan gerakan mahasiswa seluruh Indonesia,Tegas Betran.

Agenda konsolidasi tersebut diisi dengan rangkaian diskusi, tema diskusinya membedah problematika kebijakan efisiensi anggaran di bidang pendidikan. Narasumber dalam acara tersebut Dr. Berry Juliadi, S.Si., M.Si merupakan direktur pembelajaran dan kemahasiswaan ditjen pendidikan tinggi kemendiktisaintek, Dominggus Oktavianus Dewan Pembina Nalar Bangsa, dan Syamsul Ma’arif perwakilan mahasiswa.

Dr. Berry dalam pemaparannya menyampaikan bahwa efisiensi dilakukan karena pemerintah merasa bahwa ada beberapa hal yang tidak menghasilkan sesuatu yang berguna untuk suatu bidang. Begitupun dalam Kemendiktisaintek. Sebagai contoh pembelanjaan anggaran untuk pengadaan ATK dan perjalanan dinas yang dianggap kurang produktif dan dianggap sebagai pemborosan.

Ia juga menegaskan anggaran yang berkaitan dengan beasiswa tidak ada efisiensi. Yang terkena efisiensi selain belanja ATK dan perjalanan dinas ada juga bantuan operasional (BOPTN) namun, hal ini masih diperjuangkan agar tidak diefisienkan ataupun tetap diefisienkan namun dengan jumlah efisiensi yang tidak banyak.

Sementara Dominggus menjelaskan dasar untuk melakukan efisiensi telah diatur dalam Inpres Nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, efisiensi dilakukan karena adanya perkembangan situasi geopolitik dunia oleh karena itu pemerintah prabowo-gibran harus mengambil langkah yang tepat. Pemerintahan bapak Presiden Prabowo-Gibran sangat berupaya untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya dan melakukan terobosan yang memiliki output untuk kesejahtaraan rakyat.

Kata Dominggus seperti kebijakan yang berkaitan dengan Hilirisasi atau Industrialisasi ,penerapkan kebijakan ini Indonesia mengalami keuntungan atas penjualan barang yang telah diolah dari barang mentah menjadi barang jadi. Presiden Prabowo-Gibran juga baru membentuk Badan pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai basis utama  untuk konsolidasi ekonomi nasional dan jika hal ini berhasil maka sudah barang tentu masalah di sektor pendidikan juga dapat diselesaikan.

Syamsul dalam penyampaiannya problem pokok pendidikan hari ini yaitu liberalisasi dan komerialisasi, reformasi yang dilahirkan oleh gerakan mahasiswa 98 tidak secara total merubah sistem pendidikan dan sistem pendidikan hari ini masih mewarisi sistem pendidikan di masa orde baru.

Ada berbagai macam regulasi yang melanggengkan liberalisasi di sektor pendidikan salah satunya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

sebenarnya dari PTN-BH dalam UU SISDIKNAS yang lebih liberal dengan memberikan kewenangan bagi Perguruan Tinggi berupa otonom untuk mengeluarkan kebijakan tanpa campur tangan pemerintah dan adanya tumpang tindih PTKL baik kementrian dan non kementerian yang justru mendapatkan anggaran yang lebih besar dari kementerian pendidikan.

Mahasiswa tidak terlalu mempermasalahkan adanya efisiensi, namun efisiensi yang harusnya terjadi sebaiknya berupa penghematan anggaran di Kemendiktisaintek yang dipotong dari satu item ke item lainya contohnya efisiensi belanja ATK yang kemudian dialokasikan ke sektor beasiswa atau sektor manapun asalkan masih dalam sektor Kemendiktisaintek. Mahasiswa justru lebih menekankan agar jangan ada efisiensi anggaran pada  BOPTN yang mencakup riset dan teknologi.

Berikut perwakilan Bem atau kampus yang hadir dalam acara tersebut:

1. Universitas Bung Karno

2. Universitas Kristen Indonesia

3. Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia

4. Universitas Islam Jakarta

5. Universitas Jayabaya

6. Universita Terbuka

7. Insitut Of Business Law and management

8. Universitas Indraprasta PGRI

9. STEBANK Islam

10. Universitas Bina Bangsa

11. Universitas Islam negeri syarif hidayatullah

12. Universitas Primagraha

13. Universitas Pamulang Serang

14. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dwimulya Banten

15. Universitas Negeri Jakarta

16. UIN SMH Banten

17. UNMA Banten


(Fikar)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url