Mengenal Sosok Tribhuwana Wijayatunggadewi, Sang Penakluk Nusantara yang Lengser Keprabon
![]() Gambar Ilustrasi Tribhuwana Wijayatunggadewi/sumber foto sejarahindonesiasmp5pati.com |
Tribhuwana Wijayatunggadewi memimpin Majapahit didampingi suaminya bernama Kertawardhana.
Tribhuwana Wijayatunggadewi sendiri adalah anak Raden Wijaya, pendiri Majapahit, dan sekaligus raja ketiga yang berambisi melakukan ekspansi kekuasaan ke berbagai wilayah Nusantara bersama mahapatihnya, Gajah Mada.
Sebenarnya, nama Tribhuwana Wijayatunggadewi bukanlah nama bawaan lahir.
Sebelum naik takhta, ia bernama Dyah Gitarja yang lahir dari salah satu istri Raden Wijaya bernama Gayatri atau Rajapatni, putri Kertanegara, raja terakhir Singasari.
Sebelum menduduki kerajaan Majapahit menggantikan saudaranya lain ibu, Tribhuwana Wijayatunggadewi memimpin Bhre Kahuripan (Sidoarjo).
Selaras dengan ambisinya, tindakan nyata dari Tribhuwana Tunggadewi saat memimpin Majapahit adalah takluknya wilayah Sadeng, Keta, Bali hingga Sumatra.
Di masanya memimpin, Majapahit mencapai kemajuan yang pesat. Ini lantaran, apa yang dikehendaki Tribhuwana Wijayatunggadewi selalu selaras dan seirama dengan Gajah Mada.
Sayangnya, usai kepergian ibunda tercinta, Tribhuwana Wijayatunggadewi mengambil keputusan yang mengagetkan tlatah Majapahit, yakni dengan lengser keprabon.
Baginya, ia naik takhta tak lebih sebagai amanah yang tak bisa ditolak dari sang ibunda.
Lantaran itu, setelah Gayatri mangkat, ia melepaskan takhtanya dan menganggap semua amat yang diembannya telah usai.
Takhta Majapahit selanjutnya diserahkan kepada putra mahkota, Hayam Wuruk, anak Tribhuwana Tunggadewi dari pernikahannya dengan Pangeran Cakradhara atau Kertawardhana, bangsawan keturunan Singasari.
Setelah lengser keprabon, Tribhuwana Tunggadewi kemudian menempati posisi sebagai salah satu anggota Saptaprabhu, semacam dewan pertimbangan agung atau dewan penasihat raja yang beranggotakan keluarga kerajaan.
Hayam Wuruk ditabalkan sebagai raja ke-4 Majapahit dengan gelar Sri Rajasanagara (1350-1389 M).
Dengan bimbingan Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Mahapatih Gajah Mada, raja muda ini membawa Majapahit mencapai masa kejayaan, termasuk mewujudkan misi menyatukan Nusantara.***