Apa Boleh Hubungan Intim dengan Variasi dalam Islam? Begini Penjelasannya


ilustrasi hubungan intim/tangkapan layar Pixabay


MindsetBanten.com - Membicarakan hubungan ranjang baiknya tidak lagi menjadi hal yang tabu bagi masyarakat luas.

Karena bagaimanapun, sukses tidaknya rumah tangga bagi pesutri banyak dipengaruhi oleh gairah tidaknya mereka saat berada di atas ranjang.

Dalam Islam sendiri, membicarakan hubungan ranjang, termasuk didalamnya ragam gaya dan variasi saat bersenggama menjadi sesuatu yang lazim. Tetapi tentu saja dengan cara yang baik dan benar.

Hal ini dimaksudkan agar rumah tangga seseorang bisa tetap harmonis, selain juga penting diperhatikan faktor-faktor lain seperti menjaga komunikasi, kebutuhan ekonomi keluarga dan lain-lainnya.

Dari banyak informasi yang dihimpun, banyak orang harus kandas rumah tangganya lantaran satu diantara keduanya tidak mendapat kepuasan saat di atas ranjang.

Karena itu, sehingga timbul orang ketiga atau perselingkuhan yang pada gilirannya membuat rumah tangga hancur.

Lalu, bagaimanakah hubungan suami istri yang benar menurut Islam dan pesutri menjadi sama sama puas?

Menukil Q.S Al- Baqarah ayat 223 Allah SWT telah memberi petunjuk secara tersirat bagaimana seharusnya pesutri ketika sedang berada diatas ranjang.

Baca Juga : 

Tips Atasi Rasa Malas Belajar, Kamu bisa Jadi Siswa Berprestasi kalau Menjalankannya

Berikut ini bunyi Q.S Al- Baqarah: 223

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ ۗ ........

Artinya: Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu.

Merujuk pada Tafsir Jalalain karangan Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi seperti melansir muslim.id dijelaskan, ayat tersebut turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Barang siapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakangnya (pinggulnya), maka anaknya akan lahir bermata juling,".

Dalam tafsir yang sama dikemukakan, “Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai” memiliki interpretasi bahwa menggunakan berbagai gaya saat berhubungan ranjang boleh dilakukan sesuai dengan yang diinginkan asal yang dituju adalah lubang kemaluannya.

Gaya dimaksud boleh duduk, berbaring, berdiri atau bahkan dari depan atau belakang sekalipun.

Perihal gaya terbaik saat diatas ranjang Islam sendiri juga mengaturnya.

Hal ini merujuk pada pemahaman yang diberikan Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma’ad bahwa posisi hubungan intim yang paling baik dalam Islam ialah ketika posisi suami berada di atas, sementara istri di bawah.

Posisi ini juga menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan." (QS An Nisa’: 34).

Demikian halnya sebagaimana diterangkan dalam kitab Fathul Izar karya KH Abdullah Fauzi, Pasuruan bahwa posisi terbaik dalam hubungan intim diawali istri dalam posisi tidur terlentang, sedangkan suami berada di atasnya.

Hal senada juga diterangkan dalam kitab Qurratul 'Uyun perihal posisi senggama yang baik yakni istri tidur berbaring, kemudian sang suami menelungkupkan tubuhnya di atas tubuh istrinya dalam keadaan kepala lebih rendah daripada pantatnya.

Baca Juga : 

Tips agar Tahan Lama Saat Berhubungan untuk Pria, Para Istri Wajib Kasih Tahu Suami biar Tangkas Lagi!

Dengan cara sang suami mengganjal pantat istrinya dengan bantal. Posisi ini yg membuat istri juga dapat merasakan nikmatnya bersenggama.***
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url