Jangan Heran Pedagang Pakaian Padang ada Dimana-mana, Begini Cara Mereka Bangun Jejaring Bisnis

Gambar ilustrasi pedagang pakaian
Ilustrsi
Elemendemokrasi - Padang, yang wilayahnya terletak di Sumatra bagian barat merupakan provinsi yang terhitung padat dan penduduknya bertebaran luas bahkan hingga ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Selain itu, adat istiadat serta kearifan lokal di daerah ini juga terbilang masih kental dan terjaga.

Pada dasarnya, merantau ke kota-kota besar khususnya yang berada di Pulau Jawa sejak dulu menjadi kegemaran tersendiri bagi masyarakat Sumatra. 

Yang membedakan antar daerah satu dengan daerah lain adalah, karena masyarakat Padang yang berada di tanah rantau mampu membangun jejaring bisnis dengan sukses antar sesama warganya.

Sebagai orang yang gemar hidup di tanah orang, dengan sendirinya masyarakat Padang mampu membangun sentimen daerahnya sendiri untuk saling merangkul dan melindungi. 

Ini merupakan modal awal bagi masyarakat padang untuk sukses membangun jejaring bisnis di tanah orang.

Dalam tahap awal membuka usaha, orang Padang terbilang gigih hingga usahanya betul-betul maju. Ketika ditakar mapan, maka orang tersebut akan membawa sanak saudara, kawan atau siapapun untuk membantu pekerjaannya di Kota. Ini memang terbilang biasa. 

Namun uniknya, orang yang dibawanya tersebut tidak akan diberikan gaji bulanan layaknya kita bekerja di Pabrik atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. Orang yang dibawanya tersebut hanya akan dipenuhi kebutuhan sehari-harinya saja seperti makan, rokok, tempat tinggal dan lains sebagainya.

Meski demikian, bukan berarti ia tidak akan diberi gaji sama sekali selama bekerja. Gaji tersebut tetap ada, namun dipegang oleh sang bos hingga beberapa tahun sampai uang gaji tersebut besar jumlahnya.

Sekilas Kehidupan Keluarga Masyarakat padang

Karena tema penulisan ini memfokuskan pada membahas relasi bisnis masyarakat Padang, penulis akan mengulas kehidupan wilayah ini hanya secara singkat saja.

Padang merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang sistem masyarakatnya Matriarkis. Sistem Matriarkis adalah sistem masyarakat dimana dominasi kepemimpinan dipegang oleh perempuan. Dengan demikian, garis keturunan, harta warisan, pencantuman nama tambahan dan suku akan diambil dari garis keturunan ibu. 

Dengan demikian, dalam masyarakat ini anak perempuan betul-betul istimewa. Untuk anak laki-laki sendiri, sejak kecil ia betul-betul diliarkan dan tidak diperkanankan berdiam diri di rumah. 

Maka tidak mengherankan jika di masjid-masjid atau tempat-tempat lain ada banyak anak laki-laki yang bermain. Karena adat demikian ini akhirnya seorang laki-laki Padang terbiasa hidup di luar rumah jauh bersama orang tua-orang tua mereka.

Kelak, tatkala tumbuh dewasa seorang laki-laki Padang akan pergi merantau karena untuk berdiam diri di rumah rasanya tidak mungkin. Itu mengapa, laki-laki perantau dari Padang mampu mempertahankan sentimen kedaeragannya. 

Bisa saja itu terjadi karena mereka sama sama merasa terasing oleh budaya di negerinya, sehingga perlu saling bergandengan tangan dengan sesama orang Padang. Dalam perantauan itu juga, orang Padang selalu pantang pulang sebelum 30 Tahun, apalagi tidak sukses di tanah rantau.

Sementara dalam sistem perkawinan disana dikenal perkawinan semendo bertandang, dimana seorang laki-laki dianggap hanya sebagai tamu yang datang menetap pada waktu malam dan akan segera kembali dipagi harinya ke rumah orang tua laki-laki tersebut. 

Hal ini menyebabkan kedudukan dan peranan laki-laki sebagai ayah atau suami terhadap anak dan istrinya sangat kecil sedangkan kedudukan dan peranan laki-laki sebagai mamak terhadap kemenakannya justeru sangat menonjol. 

Maka laki-laki perantauan di Jakarta terjadi perkawinan semendo menetap dalam masyarakat Minangkabau Bukittinggi, di mana kedudukan dan peranan laki-laki sebagai ayah atau suami terhadap anak dan istrinya lebih berperan dan bertanggung jawab sedangkan laki-laki sebagai mamak lebih berperan dan tanggung jawab terhadap kemenakannya dalam hal pengurusan harta pusaka kaum atau suku.

Saling Mendorong Maju Dalam Berbisnis

Setelah uang sang Karyawan dirasa cukup, orang yang membawanya bekerja akan memberikan tabungannya tersebut dan mendorong agar sang karyawan membuka usahanya sendiri secara mandiri. 

Sirkulasi usaha semacam ini akan terus berlanjut terus menerus dengan pola yang sama. Sehingga jarang sekali kita melihat ada seorang padang yang terlantar di negeri orang.

Selain itu, karena memiliki sentimen kedaerahan yang kokoh, antar sesama warga padang membekali dirinya masing-masing untuk saling percaya satu sama lain. Bermodalkan kepercayaan semacam ini, jarang sekali sesama masyarakat padang saling mendzolimi.

Jika tindakan tidak baik itu terjadi pada pekerja, konsekuensi logisnya adalah ia akan dikeluarkan secara tidak hormat dan uang gaji yang disimpan oleh seorang Bos tidak akan diberikan sama sekali. 

Tidak cukup sampai disitu, sangsi lain yang lebih berat akan dibebankan kepada yang telah mendzoliminya tersebut dengan cara memboikot. 

Pemboikotan ini akan disosialisasikan secara luas kepada pedagang-pedagang yang lain untuk tidak membuka peluang sedikitpun kepada mereka yang melakukan kejahatan semacam itu meskipun kejahatannya terhitung kecil. 

Itu aturan main antar seorang pekerja dengan si pemberi kerja dalam perdagangannya masyarakat Padang.

Sementara relasi antar sesama pedagang, keunikan juga terjadi di dalam sistem bisnis mereka. Bagaimana tidak, ditengah ekonomi pasar hari ini yang begitu liberal/bebas, masyarakat Padang dalam berbisnis masih percaya terhadap sistem kejujuran.

Menjelang lebaran, target swalayan adalah potensi terbesar bagi pedagang pakaian Padang. 

Bermodalkan kejujuran tersebut, konon pedagang-pedagang Pakaian akan pergi ke pusat pasar mengambil barang dagangan kepada pedagang padang juga yang usahanya telah melesat tanpa harus membayar terlebih dahulu. 

Tentu ini hal yang sangat unik. Antar mereka tidak memiliki kecurigaan berlebih dalam berdagang, cukup membawa sentimen kedaerahan maka kerjasama bermodalkan kepercayaan tersebut mudah dilakukan.



Pewarta: Syamsul Ma'arif
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url