Potret Pilu Warga Kota Serang: Rumah Hampir Roboh, Tak Pernah Dapat Bansos, dan Terlilit Utang BPJS
![]() |
Rumah keluarga Amansyah dan Nani warga kelurahan cipare Kota Serang Banten,Rumah ini sudah pada bocor dan bagian dapur ambruk mengancam keselamatan jiwa |
Saat ditemui awak media pada Selasa, 23 Januari 2024, Nani menuturkan betapa berat perjuangannya. Ia tinggal bersama dua anaknya yang masih bersekolah, sementara bagian dapur rumahnya telah ambruk tiga bulan lalu.
Ia sendiri sempat tertimpa reruntuhan, namun beruntung selamat.
“Kalau hujan, air masuk dari kamar dulu. Semua kamar bocor, sudah nggak layak,” ucap Nani lirih. Atap di tiga ruang tidur sudah rusak, dinding-dindingnya rapuh, dan kondisi dapur sangat memprihatinkan.
Untuk menyambung hidup, Nani sehari-hari berjualan es dan kopi di belakang RS Drajat Kota Serang. Penghasilan yang tak seberapa hanya cukup untuk kebutuhan harian dan membiayai pendidikan dua anaknya di tingkat SMP dan SMA.
Tidak ada sisa untuk memperbaiki rumah, apalagi melunasi tunggakan BPJS.
“Anak-anak ingin punya kamar sendiri, ingin tidur dengan nyaman. Tapi saya belum mampu. Semoga ada pertolongan Allah, entah dari mana,” harapnya dengan mata berkaca.
Suaminya, yang sebelumnya bekerja sebagai montir bengkel di Kemayoran, kini tidak bisa lagi bekerja karena mengalami gangguan penglihatan yang makin parah dan kini menjalar ke kaki. Kondisi keluarga pun makin terpuruk.
Lebih menyakitkan lagi, meski telah menyerahkan KTP dan KK, keluarga ini tak pernah sekalipun menerima bantuan sosial dari pemerintah. Padahal mereka tinggal di tengah Kota Serang, tak jauh dari kantor-kantor pemerintahan.
Selain itu, keluarga Nani juga terlilit tunggakan iuran BPJS Kesehatan sejak pandemi COVID-19. Saat ini, total utang yang menumpuk mencapai lebih dari Rp5,3 juta. Mereka ingin beralih ke Program Penerima Bantuan Iuran (PBI), namun terkendala syarat pelunasan utang.
“Yang kena tagihan ada lima orang. Karena kesulitan ekonomi, sejak COVID-19 kami nggak bisa bayar. Tahun kemarin ada pemberitahuan dari BPJS, jumlah tunggakannya sudah lebih dari lima juta rupiah,” jelas Nani.
Kisah Nani Mulyani menjadi potret buram ketimpangan sosial di pusat ibukota Provinsi Banten. Di saat pembangunan gencar dikumandangkan, masih banyak keluarga seperti Nani yang terpinggirkan, tanpa akses terhadap hak dasar seperti tempat tinggal layak, layanan kesehatan, dan bantuan sosial.