LMND DKJ Gelar Diskusi Reformasi, Soroti Tantangan Demokrasi dan Peran Pemuda

 

Moment foto bersama EW-LMND DKJ Setelah Dialog Publik 

Jakarta - Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Daerah Khusus Jakarta menggelar Diskusi "Evaluasi Perjalanan Bangsa Indonesia 27 tahun Reformasi : Meneguhkan Pancasila di Tengah Dinamika Zaman" untuk memperingati Hari Reformasi serta menyongsong Hari Pancasila, di Kedai Tempo, Jakarta Timur, 29 Mei 2025

Sesi diskusi yang dimulai 14.00 WIB tersebut dengan menghadirkan Syamsul Ma'arif, Sekretaris Jendral LMND, Fauzi Dwi Rahmatullah Presiden Mahasiswa kampus UBL, hadir juga Dr. Tuti Widyaningsrum., S.H., M.H sebagai Akademisi, serta perwakilan Aktivis 98 yakni A. J. Susmana sebagai Narasumber dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Eksekutif Wilayah LMND DKJ

Syamsul Ma'arif menyampaikan bahwa untuk menuju Pemerintahan yang bersih dan demokratis, harus melepas beban masa lalu serta mengkordinir pendidikan yang menjadi tombak perkembangan sebuah Bangsa.

"kita sebagai kaum Pergerakan sudah memperjuangkan satu negara, satu tatanan negara yang demokratis yang anrar satu kelas dengan kelas lainnya tidak saling menindas." ucap Syamsul Ma'arif 

Dr. Tuti Widyaningsrum., S.H., M.H menambahkan bahwa Reformasi yang lahir 27 Tahun yang lalu belum mampu menciptakan tatanan suatu bangsa yang lebih baik.

"Nanti kecenderungan melakukan pelanggaran itu bukan negara, karena situasi sekarang kita berbicara soal pelanggaran HAM ada negara ada non aktor negara yakni multinational corporation"  

lalu di lanjutkan dengan Presiden Mahasiswa UBL Fauzi Dwi Rahmatullah menyampaikan bahwa sebagai anak muda serta mahasiswa harus selalu kritis di tengah-tengah Pandemik bangsa yang tidak jelas arahnya.

"tugas-tugas pemuda masih panjang, bahwa generasi sebelumnya hanya membuka dan tugas kita sebagai generasi muda adalah meneruskan apa yang sudah diperjuangkan dan terus berikhtiar supaya Indonesia kedepan sesuai dengan cita-cita yang kita inginkan." Ucap Fauzi Dwi Rahmatullah sebagai Presiden Mahasiswa UBL

Lalu yang terakhir Dr. Tuti Widyaningsrum., S.H., M.H. menambahkan bahwa segala sesuatu yang bersifat memberdayakan masyarakat Indonesia hal ini yang perlu di perhatikan serta, menyampaikan bahwa pembedaan antara Mahasiswa 98 dengan Mahasiswa sekarang ialah Doktrin daripada Teknologi.

Lalu di lanjutkan dengan sesi Tanya jawab hingga closing Statmen oleh ke - 4 Pemantik serta menutup diskusi tersebut.

"Tetap Kritis, alergi dengan Kritik jadi seperti kata Bung Karno, Warisin Apinya jangan debunya karena perjalanan dari sebuah proses sejarah yang cukup panjang" closing Statmen oleh Dr. Tuti Widyaningsrum., S.H., M.H selaku Akademisi dan dosen di Universitas Tujuh Belas

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url