Noemuti di Ambang Krisis: Menyelamatkan Ketahanan Pangan dari Ancaman Penambangan Galian C
Kegiatan pertambangan di wilayah Kecamatan Noemuti dan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kini menimbulkan dampak lingkungan yang serius.
Lahan-lahan produktif milik masyarakat telah dirusak, dan proses erosi terus berlanjut, bahkan mendekati kawasan pemukiman penduduk.
Tak hanya itu, aliran sungai yang menjadi sumber air utama bagi masyarakat mengalami penurunan debit secara drastis, yang membahayakan pasokan air bersih dan irigasi pertanian.
Ironisnya, kawasan Noemuti selama ini dikenal sebagai salah satu pusat produksi pangan utama di TTU.
Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dimiliki daerah ini memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan pangan lokal.
Namun, keberlanjutan fungsi ekologis dan produksi pangannya kini terancam oleh aktivitas tambang yang tidak terkendali dan minim arah keberlanjutan.
Masalah ini diperparah oleh dugaan keterlibatan sejumlah oknum pejabat dalam praktik korupsi yang berkaitan dengan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Kurangnya pengawasan dari aparat penegak hukum termasuk kejaksaan, kepolisian, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka ruang bagi praktik tambang ilegal dan eksploitasi sumber daya secara berlebihan.
Ketidakterbukaan informasi serta lemahnya akuntabilitas dalam proses perizinan tambang, ditambah dengan minimnya partisipasi masyarakat, menciptakan peluang luas bagi penyalahgunaan wewenang dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, absennya sistem pelaporan publik yang kuat memperburuk situasi. Noemuti kini berada di titik krusial lantara menyelamatkan potensi ekologisnya atau kehilangan masa depan akibat keserakahan jangka pendek.
Untuk menjawab tantangan ini, reformasi tata kelola sumber daya alam sangat mendesak.
Langkah-langkah tegas terhadap pelanggaran hukum, peningkatan transparansi dalam perizinan pertambangan, serta penguatan kelembagaan dan fiskal di tingkat lokal menjadi fondasi utama dalam menyelamatkan wilayah ini.
Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas lokal mutlak diperlukan untuk menghentikan kerusakan lingkungan yang semakin masif.
Jika dilakukan secara serius dan menyeluruh, Noemuti memiliki potensi besar untuk bangkit kembali dan menjadi contoh nyata pembangunan berkelanjutan di Timor Tengah Utara.