Inovasi Baja CNP PTKS, dan Impian Puspa Si Gamer Cantik untuk Jadi Anggota Direksi Purwono Widodo
![]() |
Foto:Krakatau Steel |
MindsetBanten.com-Disebuah siang yang terik, kami para remaja yang sedang mengisi kekosongan selepas menuntut ilmu di sekolah tercinta, berkumpul di rooftop rumah kawan kami Rendy.
Berbincang hangat, dengan topik yang kesana kemari tak tentu arahnya kemana, menambah gerahnya suasana. Hanya angin semilir yang bisa sedikit menyejukkan suhu tubuh kami.
Memang setiap saat kami empat pemuda yang sedang mencari jati diri ini, kerap berkumpul ditempat tinggi yang hanya dilindungi seng baja dari panasnya mentari siang.
Tak hanya berbincang, banyak kegiatan yang sangat mainstream di lakukan seumuran kami dalam perkumpulan ini.
Mulai dari mengerjakan tugas sekolah, membicarakan gosip percintaan kelas yang tentunya tak lepas dari sang primadona sekolah, hingga bermain game bersama, alias Mabar. M
Oh ia sebelum kami berempat kini sedang menatap UTBK, yang menurut kami tak lebih menyeramkan dari UN.
Kami berempat, Ozel (Saya), Rendy, Toing, dan Ajay memang para pria yang sangat populer di sekolah, terutama di kelas kami.
Banyak prestasi yang telah kami dapatkan ketika kami membawa nama kelas, bahkan sekolah dalam setiap perlombaan. Seperti pada bulan lalu kami baru saja membawa nama kelas kami untuk mendapatkan juara pertama pada turnamen Mobile Legends Bang-bang yang diadakan sekolah kami.
Tak hanya itu, kami juga menyingkirkan banyak perwakilan kelas lain dalam perlombaan futsal dalam momen yang sama, hingga kami terhenti di babak final, dan harus puas dengan Runner-up.
Siang itu kami berempat berkumpul di rooftop rumah Rendy bermaksud untuk latihan persiapan lomba Mobile Legends di tingkat kota mewakili sekolah.
Sambil menunggu satu personil lainnya yakni Puspa, yang pada role in game nya sebagai Midliner, kami berbincang mengenai gosip dirinya yang berhembus pagi tadi.
Ya kita tahu, Puspa adalah salah satu dari tiga primadona sekolah dan untungnya dia adalah salah satu anggota kelas kami.
Menurut kabar yang berhembus, Puspa akan segera dilamar setelah dia menyelesaikan sekolah, oleh kekasihnya yang diketahui salah satu staf dari perusahaan BUMN ternama di Banten, yakni Krakatau Steel.
Tapi kami sedikit ragu akan hal tersebut, bukan karena lamarannya yang benar atau tidak, tapi meskipun hal itu terjadi apakah Dinda mau menerimanya.
Pasalnya, setau kita selain cantik, Puspa adalah wanita yang masih sangat menikmati hidupnya, cerdas dan punya pemikiran terbuka, bahkan plan lima tahun ke depan juga sudah dimilikinya dan disitu kira belum menemukan adanya kata "pernikahan".
Yang kita tahu dari beberapa plan dia diantara adalah melanjutkan kuliah, dan berkarir menjadi salah satu anggota direksinya bapak Purwono Widodo.
Sedang asik berbincang kami mendengar suara mobil datang dari bawah sana, yang setelah kita lihat dari atas ternyata itu Puspa yang diantar kekasihnya. Yang kemudian bergegas menaiki tangga yang berada disamping rumah menuju kearah kami, dengan membawa sekantung cemilan.
Oh ia, kekasih Puspa ini bernama Nizar yang usianya 5 tahun lebih tua dari kita. Mas Nizar juga kerap memberikan strategi jitu untuk kita memenangkan pertandingan Mobil Legends.
Setalah Puspa dan Mas Nizar selesai tos tosan dengan kita, Mas Nizar meletakan cemilan yang ia bawa kemeja sembari mengucap, "Ini meja cuma ada kopi doang, nih cemilannya dimakan."
Setelah berbincang sebentar tentang strategi yang akan dicoba dalam latihan kali ini, kita langsung mempraktikkannya dalam in game. Dan semua berjalan tanpa kendala.
Latihan pun usai pada pukul 16.30 dan Mas Nizar sedikit mengevaluasi bagaimana peran kita masing-masing pada strategi yang baru dicoba tadi.
Sambil berjalan mondar-mandir layaknya sedang presentasi, Mas Nizar memaparkan apa kekurangan kita, dan memberikan solusi yang harus kita lakukan kedepannya.
Suatu ketika Mas Nizar yang terlihat lelah mondar-mandir ingin bersandar pada baja penyangga atap. Kemudian ia terkejut, dan seketika berteriak dengan cool "awww" sambil berusaha memegangi tubuh bagian belakang nya.
Ternyata, panas dari teriknya siang tadi masih tersisa dan menempel di tiang-tiang baja penyangga.
Seusainya memberikan evaluasi dan solusi Mas Nizar kemudian menghampiri baja yang membuatnya kaget tadi, dan memperhatikan dengan seksama.
Kemudian Mas Nizar memanggil Rendy dan berkata "wah ini baja CNP nya nggak tahan lama nih, tuh keliatan udah korosi kena panas sama hujan, pasti bukan Baja CNP PTKS"
Mendengar itu, Ajay langsung bertanya kepada Mas Nizar "emang kalo baja CNP PTKS tahan lama ya Mas?"
"Ya tentu dong, PTKS punya produk inovasi baru pada tahun ini (2021) dimana Baja CNP PTKS terdiri dari bahan baku dari PTKS yang memiliki standar Nasional dan Internasional. Kami juga memiliki akurasi dimensi yang sesuai dengan standard serta pemasangan atau instalasi produk yang cepat dan mudah pada rangka bangunan, tak lupa juga produk ini memiliki daya tahan tinggi dan tahan terhadap panas" jawab Mas Nizar.
Mendengar penjelasan dari Mas Nizar, Toing yang juga sedang membangun kanopi untuk garasi dirumahnya memiliki rekomendasi untuk baja yang akan ia gunakan.
"Wah bagus itu, kayanya cocok tuh ya Mas buat kanopi garasi di rumah, papah mau bikin itu soalnya" Kata Toing.
"Cocok banget atuh, jangan kan cuma itu, wong PTKS juga mensuplai CNP untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) lewat anak usahanya PT KNI" jawab Mas Nizar.
"Gokil sih" tambah Toing.
Waktu menunjukan pukul 17.00 tepat, dan itu saatnya untuk kami bergegas pulang ke rumah masing-masing. Dan bersiap untuk perlombaan di keesokan harinya.
Toing dan Ajay ikut bersama Puspa dan Mas Nizar karena rumah mereka searah. Sedangkan aku punya jalan berbeda, menunggu angkutan umum yang biasanya lewat didepan rumah Rendy.
Waktu perlombaan tiba, kami berlima sepakat untuk bertemu langsung di tempat turnamen diselenggarakan yakni di sebuah mall yang baru dibuka belum genap tiga tahun lalu di kota kami.
Setalah semuanya tiba, kami langsung bergegas untuk melakukan registrasi ulang untuk memastikan bahwa kami telah siap bertanding. Selama antrian, tim kami menjadi sorotan para peserta lainnya. Ya kamu tau lah itu semua karena kami membawa Puspa dengan parasnya yang membuat lelaki tak bisa memalingkan wajahnya. Terlebih lagi dia adalah salah satu peserta wanita satu-satunya dalam turnamen ini.
Tim kami selalu menjadi tim yang paling ditunggu permainannya, bahkan caster yang memandu jalannya pertandingan pun selalu menyebut nama Puspa setiap ia mendapatkan momen. Meski kami berhasil menaklukan banyak tim, namun langkah kita terhenti di babak semifinal, dan puas dengan juara tiga dalam laga pamungkas perebutan juara 3.
Tak kami sangka, ternyata Mas Nizar telah hadir dan menyaksikan kami bertanding di dua laga terakhir kami. Setelah mendapat hadiah kami langsung menghampiri Mas Nizar dan meminta maaf hanya bisa dapat juara tiga, dan Mas Nizar memaklumi itu.
Setelah hampir setengah hari mengikuti turnamen, kami mengadakan pesta kecil-kecilan dengan uang hadiah yang didapat di tempat favorit kami rooftop rumah Rendy.
Malam semakin larut, dengan bintang-bintang yang sudah mulai terlihat jelas, obrolan kami sudah mencapai titik buntu. Sampai Toing menanyakan desas-desus kabar yang sebelumnya kami dengar kemarin.
Meski tak menapik akan kabar tersebut, akan tetapi keduanya telah sepakat untuk menunda nya hingga Puspa menyelesaikan kuliahnya. dan untuk waktu dekat Puspa juga kami harus fokus pada UTBK yang sebulan lagi akan digelar.
Kami semua akhirnya harus mengakhiri pesta setalah hujan yang tiba-tiba datang mengguyur kota. Toing, Ajay, Puspa dan Mas Nizar bergegas untuk pulang sedangkan aku memutuskan untuk menginap di rumah Rendy.
Dua bulan berlalu, akhirnya kami lulus dengan nilai yang memuaskan, bahkan Puspa menjadi peraih nilai tertinggi ketiga di sekolah. Karena hal tersebut Puspa diterima Beasiswa di kampus ternama di Jakarta. Sedangkan Rendy dan Toing melanjutkan kuliah di bandung, sedangkan aku dan Ajay masih tetap di Banten.
Kami masih mengenang masa-masa itu, hingga kini jika kami berjumpa pasti cerita tersebut tak akan pernah menjadi basi di telinga kami. Dan yang membekas, ternyata garasi Toing telah dibangun dengan bahan kontruksi yang direkomendasikan Mas Nizar sewaktu obrolan itu terjadi. Hingga kini tahun 2023 masih kokoh.
Penulis: Mukhamad Rozali