Bangun Taj Mahal Hingga Turun Tahta Demi Asmara, 5 Kisah Cinta orang Besar Ini Bikin Baper Banget!
![]() |
Taj Mahal di bangun atas keinginan Kaisar Shah Jahan. Taj Mahal dibangun di Agra, India yang dipersembahkan untuk kekasih hatinya. |
MindsetBanten.com - Setiap zaman dari kehidupan umat manusia selalu diiringi kisah cinta dengan ragam cerita yang romantis. Berbeda dengan kisah cinta anak milenial, sepasang kekasih zaman dahulu memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan rasa cinta pada belahan jiwanya dengan nilai-nilai perjuangan yang melekat.
Bagaimana tidak, kisah cinta yang digoreskan pada sepasang kekasih di zaman dulu, tidak pernah terjadi pap atau bahkan vidio call-an seperti sekarang. Dalam menjalin asmaranya, dunia sepenuh-penuhnya milik mereka. Keadaan inilah yang pada gilirannya membikin pasangan zaman milenial geleng-geleng kepala karena keromantisannya.
Disebut-sebut memiliki nilai perjuangan dan pengorbanan penuh kisah cinta sepasang kakasih era dulu, telah banyak terungkap melalui berbagai macam peninggalan mulai dari membangun makam terbesar di dunia, hingga seorang raja rela turun tahta demi bertahan dengan wanita pujaannya.
Berikut ini beberapa kisah cinta romantis yang menggugah hati dan menakjubkan karena pengorbanan dan perjuangannya untuk kekasih yang dicintai melampaui segala-galanya:
1. Membangun Taj Mahal Untuk Kekasih (Kisah Asmara Shah Jahan & Mumtaz Mahal)
Rasanya tidak ada yang tak mengenal Taj Mahal. Bangunan yang menjadi ikon India yang terkenal itu didirikan pada paruh 1632 dan 1653. Didalam kemegahannya yang menakjubkan, terpendam sejuta kisah asmara sepasang kekasih yang tercatat dalam peradaban umat manusia.
Taj Mahal didedikasikan pada istri tercinta, seorang putri Persia, Arjumand Banu Begum yang memiliki nama lain “Mumtaz Mahal”, yang artinya ‘permata istana’.
Tak hanya cantik, wanita rupawan ini dengan setia mendampingi Shah Jahan dalam berbagai kegiatan dan kampanye kemanapun ia pergi
Selang 19 tahun usia pernikahan keduanya, Mumtaz Mahal akhirnya meninggal dunia. Sebelum kematian istri, Shah Jahan berjanji untuk membangun makam terbesar di dunia yang pernah ada untuk istrinya.
Proyek tersebut melibatkan 22 ribu pekerja yang terdiri dari pembuat kubah, pelukis, ahli kaligrafi, dan pengrajin terbaik dari Turki dan Irak, dengan pengerjaan bangunan hingga menghabiskan waktu 21 tahun.
Selang 19 tahun usia pernikahan keduanya, Mumtaz Mahal akhirnya meninggal dunia. Sebelum kematian istri, Shah Jahan berjanji untuk membangun makam terbesar di dunia yang pernah ada untuk istrinya.
Proyek tersebut melibatkan 22 ribu pekerja yang terdiri dari pembuat kubah, pelukis, ahli kaligrafi, dan pengrajin terbaik dari Turki dan Irak, dengan pengerjaan bangunan hingga menghabiskan waktu 21 tahun.
Setelah kematian Shah Jahan, jenazahnya ditempatkan disamping istrinya. Tugu peringatan ini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
2. Mendedikasikan Separuh Hidupnya Pada Studi Ilmiah (Kisah Cinta Marie Sklodowska & Pierre Curie
Pierre Curie dan Marie Sklodowska memulai kisah asmara ketika keduanya bertemu di Departemen Fisika Universitas Sorbonne pada tahun 1894. Meski menjalin asmara, keduanya sepakat untuk mengabdikan diri pada ilmu pengetahuan. Karena menemui kesamaan, selang beberapa tahun akhirnya kedua pasangan ini sepakat untuk menikah.
Tidak ada pengabdian yang tulus dan penuh cinta sia sia. Atas jasanya dalam ilmu pengetahuan, pasangan ini lantas menerima Hadiah Nobel Fisika bersama selang 13 tahun setelah menikah.
Tidak ada pengabdian yang tulus dan penuh cinta sia sia. Atas jasanya dalam ilmu pengetahuan, pasangan ini lantas menerima Hadiah Nobel Fisika bersama selang 13 tahun setelah menikah.
Tidak tampak dari keduanya hidup dalam kebucinan. Semua dilaluinya penuh dengan studi ilmiah dalam ilmu fisika yang pada gilirannya satu diantara mereka harus terpapar radiasi yang berkonsekuensi mengikis kesehatan.
Semesra itu mereka melalui semuanya, hingga di suatu waktu Curie harus menelan pahit getirnya kehidupan. Ditengah kebahagiaannya yang menggunung, Pierre mengalami kecelakaan kereta kuda dan meninggal dunia pada 1906.
Semesra itu mereka melalui semuanya, hingga di suatu waktu Curie harus menelan pahit getirnya kehidupan. Ditengah kebahagiaannya yang menggunung, Pierre mengalami kecelakaan kereta kuda dan meninggal dunia pada 1906.
Setelah kematian suaminya, Marie mendedikasikan hidup untuk melanjutkan tujuan bersama mendiang suaminya. Marie meninggal pada 1934, disebabkan kegagalan perkembangan sumsum tulang.
Dia dimakamkan berdampingan dengan suaminya, kemudian jenazah keduanya dipindah ke Pantheon Paris, sebagai penghargaan atas penemuan inovatif yang mereka buat bersama.
3. Mengenakan Pakaian Hitam Disisa Hidupnya sebagai Tanda Duka (Kisah Cinta Ratu Victoria & Pangeran Albert)
Bersama dalam singgahsana megah. Demikian Ratu Victoria dan Pangeran Albert menjalin kisah cintanya selama 21 tahun. Dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala Negara, keduanya kerap berbagi tugas.
Pasangan yang dikaruniai 9 anak ini nyaris runtuh setelah separuh jiwanya menemui ajal. Pangeran Albert meninggal pada usia 42 tahun karena tifus, membuat sang ratu akhirnya frustrasi.
Sang ratu larut dalam duka lara dan enggan tampil di depan umum. Sejak kematian sang Raja, Victoria memutuskan untuk mengenakan pakaian hitam selama sisa hidupnya. Keputusan itu pada gilirannya mendatangkan julukan baru bagi Ratu Victoria sebagai ‘Janda Windsor’.
Sang Ratu tidak pernah pulih sepenuhnya dari kematian mendiang suami. Untuk menghormati belahan jiwanya, Ratu Victoria membuat monumen, yaitu Royal Albert Memorial di Kensington Gardens. Ratu tetap berkabung selama 40 tahun hingga ajalnya tiba di usia 81 tahun.
Sang ratu larut dalam duka lara dan enggan tampil di depan umum. Sejak kematian sang Raja, Victoria memutuskan untuk mengenakan pakaian hitam selama sisa hidupnya. Keputusan itu pada gilirannya mendatangkan julukan baru bagi Ratu Victoria sebagai ‘Janda Windsor’.
Sang Ratu tidak pernah pulih sepenuhnya dari kematian mendiang suami. Untuk menghormati belahan jiwanya, Ratu Victoria membuat monumen, yaitu Royal Albert Memorial di Kensington Gardens. Ratu tetap berkabung selama 40 tahun hingga ajalnya tiba di usia 81 tahun.
4. Jatuh Cinta Pada Muridnya Sendiri hingga Bertukar Surat Cinta (Kisah Asmara Heloise & Abelard)
Kisah ini terjadi di Paris pada abad ke-12, di mana Peter Abelard adalah seorang filsuf terkenal yang bekerja sebagai tutor.
Sang guru yang telah menikah ini akhirnya jatuh cinta dengan muridnya sendiri bernama Heloise d'Argenteuil, hingga desas desus hubungan keduanya berujung pada hamilnya sang kekasih.
Keinginan Abelard untuk bertanggung jawab malah ditolak Heloise, karena Heloise paham akan membahayakan keluarga dan beasiswa Abelard. Terlepas dari keengganan ini, pernikahan tetap dilakukan secara rahasia untuk menghindari kerusakan karier Abelard.
Segalanya hancur berantakan ketika paman Heloise, Fulbert marah dan menyebarkan pernikahan mereka. Tak hanya itu, Fulbert mengebiri Abelard dan membuatnya mengasingkan diri menjadi biarawan.
Segalanya hancur berantakan ketika paman Heloise, Fulbert marah dan menyebarkan pernikahan mereka. Tak hanya itu, Fulbert mengebiri Abelard dan membuatnya mengasingkan diri menjadi biarawan.
Pun Heloise melakukan hal yang sama, namun ditempatkan pada biara yang terpisah. Meskipun begitu, keduanya tetap berkomunikasi melalui selembar kertas.
Surat-surat Heloise menunjukkan bahwa meskipun dia tidak menyesali perselingkuhannya, dia merefleksikan “Aku seharusnya mengeluh atas dosa-dosa yang telah aku lakukan, tapi aku hanya bisa menghela nafas untuk apa yang telah hilang”.
Surat-surat Heloise menunjukkan bahwa meskipun dia tidak menyesali perselingkuhannya, dia merefleksikan “Aku seharusnya mengeluh atas dosa-dosa yang telah aku lakukan, tapi aku hanya bisa menghela nafas untuk apa yang telah hilang”.
5. Turun Takhta Atas Nama Cinta (Kisah Asmara Edward VIII & Wallis Simpson)
Keputusan Edward VIII pada tahun 1936 untuk menyerahkan takhta karena seorang wanita yang dicintainya layak mendapat tempat di antara momen paling romantis dalam sejarah. Edward VIII bertemu seorang sosialita Amerika yang cantik, Wallis Simpson, pada tahun 1932 di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh kekasihnya saat itu, Thelma Furness.
Meskipun Wallis ketika itu sudah menikah, Edward dan Wallis menjadi seorang kekasih pada tahun 1934. Hubungan mereka tidak berjalan mulus, karena kerajaan tidak menyetujui, dan tekanan dari pers Inggris, hingga Wallis menerima ancaman pembunuhan. Terlepas dari semua ini, pada 10 Desember 1936, Edward turun takhta setelah hanya 325 hari menjabat menjadi raja.
Edward memberi keterangan, dia tidak mampu memikul beban tanggung jawab sebagai seorang raja tanpa dukungan dan bantuan dari wanita yang dicintai. Setelah pengunduran diri Edward dan perceraian Wallis dengan suami sebelumnya, pasangan itu menikah dalam sebuah upacara pribadi di Perancis dan memulai kehidupan bersama di luar negeri hingga kematian Edward di Paris pada tahun 1972.
Meskipun Wallis ketika itu sudah menikah, Edward dan Wallis menjadi seorang kekasih pada tahun 1934. Hubungan mereka tidak berjalan mulus, karena kerajaan tidak menyetujui, dan tekanan dari pers Inggris, hingga Wallis menerima ancaman pembunuhan. Terlepas dari semua ini, pada 10 Desember 1936, Edward turun takhta setelah hanya 325 hari menjabat menjadi raja.
Edward memberi keterangan, dia tidak mampu memikul beban tanggung jawab sebagai seorang raja tanpa dukungan dan bantuan dari wanita yang dicintai. Setelah pengunduran diri Edward dan perceraian Wallis dengan suami sebelumnya, pasangan itu menikah dalam sebuah upacara pribadi di Perancis dan memulai kehidupan bersama di luar negeri hingga kematian Edward di Paris pada tahun 1972.
Penulis: Syamsul Ma'arif