LMND soal Pemecatan Sri Mulyani: Kaum Serakahnomics Harus Disingkirkan

Foto bersama penyerahan bendera petaka dari Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) demisioner ke Ketua Umum Baru dalam Kongres X LMND
Elemendemokrasi.com, Jakarta – Pencopotan Sri Mulyani dari jajaran kabinet memicu reaksi keras dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). 

LMND menilai, Sri Mulyani bukan sekadar menteri keuangan, melainkan representasi nyata dari kaum serakahnomics—musuh rakyat yang selama ini menjerat ekonomi Indonesia.

“Dipecatnya Sri Mulyani adalah bukti bahwa simbol neoliberalisme tidak bisa terus bercokol di tubuh pemerintahan. Ia menjadi wajah kebijakan ekonomi yang menghisap rakyat demi kepentingan pasar dan oligarki,” kata Ketua Umum Eksekutif Nasional LMND, Muh. Isnain Mukadar, Selasa, (9/8).

Dalam pandangan LMND, kebijakan Sri Mulyani sejak awal hanya memperlebar jurang ketidakadilan: menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), memperluas basis pajak yang memberatkan rakyat kecil, serta terus menumpuk utang luar negeri.

“Kebijakan itu adalah cerminan dari serakahnomics: rakyat dikuras, korporasi besar dimanjakan,” kata Wale.

Menurutnya, garis kebijakan semacam itu tidak berdiri sendiri.

Ini tutur Wale, telah dikaji secara mendalam di Kongres X LMND, bahwa katanya, persoalan pokok Indonesia saat ini adalah dominasi kaum serakahnomics.

Mereka terdiri dari tiga pilar utama: imperialisme-neoliberalisme yang terus merongrong kedaulatan bangsa; oligarki yang merusak moral elite dan menyandera demokrasi; serta birokrat korup yang selalu mencari keuntungan pribadi dan golongannya yang selalu menjadi penyakit bagi bangsa.

“Kaum serakah ini adalah musuh rakyat sejati. Mereka tumbuh dalam partai politik, birokrasi, dan aparatur negara. Membiarkan mereka bercokol sama artinya dengan memiskinkan rakyat dan memecah belah bangsa,” katanya lagi.

LMND menilai langkah Presiden Prabowo untuk menjalankan program-program pro-rakyat sering terganjal oleh perlawanan kaum serakahnomics.

Pencopotan Sri Mulyani, katanya, harus dilihat sebagai momentum untuk membersihkan lingkar kekuasaan dari pengaruh neoliberal.

“Kalau kompromi dengan musuh rakyat terus terjadi, agenda persatuan nasional akan gagal sejak awal,” tegasnya.

Lebih jauh, LMND menyerukan agar rakyat bersatu memusatkan perlawanan terhadap kaum serakahnomics ini.

Isnain menutup pernyataan dengan menegaskan posisi LMND.

“Konsensus nasional hanya mungkin terwujud bila kaum serakahnomics disingkirkan. Tidak ada kedamaian tanpa keadilan. Ini saatnya Indonesia benar-benar berdaulat, maju, adil, dan makmur," tutup Wale.***
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url