Irigasi Swadaya, Harapan Terakhir Warga Fatukmuti di Tengah Ancaman Tambang Galian C

Irigasi yang di kerjakan oleh masyarakat Desa fatukmuti, Kecamatan Noemuti kabupaten TTU, Provinsi NTT/ Dokumentasi pribadi 


Elemendemokrasi.com, Pada Selasa, 20 Mei 2024, media mendapati semangat gotong royong masyarakat Desa Fatukmuti, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Warga secara swadaya bahu-membahu mengerjakan pembangunan irigasi demi menyelamatkan lahan pertanian mereka dari kekeringan yang semakin parah.

Dalam wawancara dengan salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, ia mengungkapkan bahwa inisiatif pembangunan irigasi ini murni dilakukan atas swadaya masyarakat. 

Mereka yang memiliki sawah bersama-sama mengumpulkan dana dan tenaga untuk memperbaiki saluran air yang selama ini menjadi penopang utama pertanian di wilayah tersebut.

“Sawah-sawah kami hari ini mengalami kekeringan akibat tambang galian C yang tidak terkontrol. Akibatnya, lahan pertanian kami terdampak parah. Bahkan ada irigasi yang sudah dibangun sebelumnya rusak diterjang banjir setiap musim hujan,” ujarnya.

Warga mengaku terpaksa menyewa ekskavator milik pengelola tambang galian C untuk membantu pengerjaan irigasi, meski dana untuk itu pun masih harus dikumpulkan secara perlahan dari hasil kerja keras mereka.

“Kami lakukan semua ini karena kebutuhan yang mendesak. Pemerintah sejauh ini belum menunjukkan kepedulian, padahal lahan kami sudah tergerus oleh aliran sungai dan kini hampir mendekati pemukiman warga,” tambahnya.

Kondisi ini membuat warga merasa terabaikan dan mendesak agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata. 

Mereka meminta jaminan atas keamanan dan kenyamanan hidup, serta pemulihan atas lahan pertanian mereka yang rusak akibat aktivitas pertambangan ilegal atau tak terkontrol.

“Kami hanya ingin bisa bekerja dengan tenang di sawah kami, seperti dulu. Itu adalah sumber pangan keluarga kami. Tapi sekarang semua rusak oleh ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tutur warga tersebut dengan nada penuh harap.

Kisah perjuangan warga Fatukmuti ini menjadi potret nyata bagaimana masyarakat kecil harus berjuang mempertahankan hidup dan lingkungan di tengah ketidakpedulian pihak yang seharusnya bertanggung jawab. 

Mereka tidak menuntut kemewahan—hanya hak dasar untuk hidup dengan layak dan aman di tanah sendiri.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url