Pemuda Laenklobor Tuntut Transparansi Dana Bantuan Rumah Badai Seroja di Kabupaten Malaka
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp57 miliar untuk pembangunan 3.118 unit rumah ini menjadi sorotan publik karena dinilai tidak transparan.
Salah satu suara kritis datang dari seorang pemuda asal Desa Lamea, Kecamatan Wewiku, khususnya dari wilayah Laenklobor.
Pria yang akrab disapa Marko ini mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kabupaten Malaka dalam menangani bantuan tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Malaka saat ini saya nilai tidak serius menangani persoalan-persoalan yang sedang terjadi. Anggaran dengan nominal yang begitu fantastis tidak digunakan secara baik dan benar, malah disalahgunakan demi kepentingan pribadi,” tegas Marko saat diwawancarai via WhatsApp.
Marko juga mempertanyakan kejelasan mengenai sisa dana yang ditransfer dari BNPB pusat ke rekening BPBD Kabupaten Malaka.
Ia meminta dinas teknis terkait untuk segera memberikan penjelasan secara terbuka kepada seluruh masyarakat.
“Yang menjadi pertanyaan saya adalah, bagaimana dengan sisa dana transfer dari BNPB pusat ke BPBD Malaka? Apakah dana itu dikembalikan atau tidak? Ini harus dijelaskan secara transparan,” ujarnya.
Menurutnya, sangat disayangkan apabila para pejabat lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibanding keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang terdampak badai Seroja empat tahun lalu.
“Masyarakat korban badai Seroja masih menanti kejelasan nasib mereka. Pemerintah seharusnya hadir membawa solusi, bukan menambah penderitaan,” tutup Marko.