‎Tidak Memiliki Rumah Singgah, Kaum Miskin di Kota Serang Terlantar Tanpa Mendapat Perhatian Pemerintah

Kaum miskin di Kota Serang Banten sangat memprihatinkan karena dengan populasinya yang banyak, belum ada rumah singgah. Foto dokumentasi pribadi

Elemendemokrasi.com -- ‎Kota Serang, Ibu Kota Provinsi Banten, masih menghadapi tantangan serius dalam penanganan kemiskinan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten per Maret 2025, angka kemiskinan di Kota Serang mencapai 6,87 persen atau sekitar 40 ribu jiwa dari total penduduk sekitar 580 ribu.
‎Di tengah upaya pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik, persoalan sosial seperti kemiskinan dan tunawisma masih belum tertangani secara optimal. 

Salah satu sorotan adalah belum adanya rumah singgah resmi di Kota Serang untuk menampung warga miskin, anak jalanan, korban penggusuran, maupun korban kekerasan.
‎Hingga saat ini, warga miskin yang kehilangan tempat tinggal terpaksa tidur di trotoar, terminal, atau tempat ibadah. 

Kondisi ini dinilai memperparah kerentanan sosial, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan.
Dari angka-angka tersebut diatas menunjukkan satu fakta bahwa Pemkot Serang belum menempatkan isu kemiskinan sebagai prioritas.
Banyak para pemimpin bangsa ini, juga pemerintah Kota Serang telah salah kaprah memahami esensi rumah singgah yang mereka nilai sebagai tempat tidur semata. 

Padahal secara esensial rumah singgah adalah bukti kepedulian pemerintah terhadap warganya yang paling rentan.

Kepedulian ini mencakup tidak saja tersedianya rumah singgah, namun juga termasuk memikirkan bagaimana seharusnya rumah singgah digunakan, entah sebagai pusat rehabilitasi sosial dan atau mungkin edukasi.

Tidak adanya rumah singgah di Kota Serang dengan kelompok rentan yang demikian banyak memang memprihatinkan. 

Soal prospok kedepan akan seperti apa penanganannya juga, melihat website resmi Dinas Sosial Kota Serang tidak ditemukan mengenai ini.

Kami hanya menemukan, program penanganan kemiskinan masih berfokus pada bantuan tunai dan pelatihan keterampilan kerja, tanpa menyentuh isu penampungan darurat.
‎Dengan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, kebutuhan akan rumah singgah dinilai mendesak. Dan pemerintah sudah semestinya segera mendirikan rumah singgah itu. 


Penulis : Fahmi Nizar

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url