Lawan Serakahnomics, Ek-LMND Serang Raya Gelar Dialog Publik Bersama Disdikbud Kab. Serang & DPW PRIMA Banten
![]() |
| Penyerahan sertifikat pemateri kepada Dindik Kab. Serang |
Di tengah krisis ekologis yang kian mengeras, praktik korupsi yang semakin banal, dan kekerasan terhadap perempuan yang terus direproduksi oleh ketimpangan struktural, dialog publik bertajuk “Bangun Persatuan Nasional, Lawan Kaum Serakahnomics, dan Menangkan Pancasila” digelar sebagai ruang konsolidasi kesadaran kritis rakyat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh EK LMND Serang Raya sebagai bagian dari upaya memperingati Hari Hak Asasi Manusia, Hari Anti Korupsi, dan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan secara kritis dan bermakna. Alih-alih menjadi seremoni simbolik, kegiatan ini dirancang sebagai ruang politik rakyat untuk membongkar akar struktural dari krisis sosial yang dihadapi masyarakat hari ini.
“Persatuan nasional bukanlah proyek elite, tapi kerja sejarah rakyat. Di tengah krisis ekologis, korupsi yang dilembagakan, dan kekerasan terhadap perempuan yang terus dinormalisasi, kita tidak sedang kekurangan slogan, kita kekurangan keberpihakan. Forum ini adalah upaya kecil untuk mengembalikan roh Pancasila sebagai ideologi pembebasan, bukan sebagai alat legitimasi ketimpangan,” tegas M. Abdullah Ketua EW LMND Banten
Ketua EK LMND Serang Raya, Aji Maulana menambahkan bahwa realitas ketidakadilan paling nyata dirasakan di tingkat akar rumput.
“Di daerah, kami merasakan langsung bagaimana ketidakadilan bekerja: lahan dirampas, buruh hidup dalam ketidakpastian, dan perempuan memikul beban krisis paling berat. Dialog ini bukan sekadar ruang bicara, melainkan ruang konsolidasi. Kami ingin memastikan bahwa suara rakyat tidak lagi dipinggirkan oleh kepentingan modal dan oligarki,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Dialog Publik, Ari Ardiansyah menekankan bahwa kegiatan ini lahir dari keresahan kolektif anak muda dan gerakan mahasiswa.
“Kegiatan ini lahir dari keresahan kolektif. Kami melihat bagaimana isu HAM, anti-korupsi, dan anti-kekerasan terhadap perempuan sering diperingati secara simbolik, tapi jarang ditautkan dengan akar struktural masalahnya. Dialog ini kami rancang sebagai ruang belajar bersama, ruang saling menguatkan, dan ruang membangun kesadaran kritis lintas sektor.”
Kegiatan Dialog Publik ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten serang serta Ketua DPW PRIMA BANTEN sebagai Narasumber.
“Kami melihat pentingnya forum seperti ini sebagai bagian dari pendidikan publik. Tantangan hari ini tidak bisa diselesaikan hanya melalui ruang kelas formal. Nilai-nilai Pancasila, antikorupsi, dan penghormatan terhadap HAM harus dihidupkan dalam praktik sosial dan ruang-ruang dialog seperti ini agar generasi muda memiliki sensibilitas sosial dan keberanian moral.” Ungkap H. Eeng Kosasih, S.Sos., M.AP, Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Serang.
Sementara itu, Rizky Arifiatnto, S.H.,M.H, Ketua DPW PRIMA BANTEN menekankan bahwa krisis bangsa hari ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga krisis cara berpikir tentang keadilan.
“Bangsa ini tidak hanya mengalami krisis ekonomi, tapi krisis epistemik: cara kita memahami keadilan telah dipersempit oleh logika pasar. Ketika Pancasila dipisahkan dari realitas ketimpangan, ia kehilangan daya emansipatorisnya. Forum seperti ini penting untuk membangun nalar publik yang kritis, agar demokrasi tidak berhenti pada prosedur, tetapi berakar pada keadilan sosial yang nyata.”
Acara ditutup dengan seruan kolektif untuk memperkuat persatuan rakyat, memperluas pendidikan politik kritis, serta membangun solidaritas lintas sektor sebagai basis melawan sistem sosial yang timpang.
